Kamis, 29 September 2011

FILOSOFI PRING ( BAMBU ) dari Arieyoko Komunitas Sastra Etnik

pring reketeg gunung gamping ambrol
(bambu berderak gunung kapur pun bisa ambrol = longsor)
ati kudu teteg, ja nganti urip ketakol
(hiduplah dng hati/keyakinan yang kuat,
agar hidup-(mu) tak tersandung-sandung)

*Bambu deling, artinya berani dan selalu mengingat syukur
berani krn sell bersyukur itu lebih baik
dari pada hanya mengomel-2 hingga bibir tersobek

*Bambu itu sm jg dng rumput, berdiri berkibar dan lurus
jika rejeki lg seret, sebaiknya jgn gelisah/resah

*Bambu ori, hidup itu mati
semua mahluk hidup pasti akan mati

*Bambu apus, hidup itu mati
maka ketika msh hidup jangan suka tipu-menipu.
dalam terminologi masyarkat Jawa :

pohon bambu selalu hidup serumpun, berbarengan, guyub, bersama-sama, menyatu, shg kokoh, kuat dan saling membantu, penuh tata nilai, penuh kekerabatan.
Tak akan pernah kita melihat pohon bambu hidup sendirian bukan ? Meski diperkosa ditanam pada sebuah pot, tetap saja akan bakal tumbuh berimbun.
Deling, Ori, Apus adalah sebutan jenis2 bambu. Meski jenisny beda, toh tetap serumpun dan menyatu.
Filosofi bambu, mmg sangat sederhana sekali, hanya filsafat ndeso, yang muncul dr ndeso, dng kesederhanaan khas ndeso memaknai hidup ini agar menjadi lebih waspada (eling), lebih mengingatkan pada ujung hidup : mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar